Tirani Kapitalisme
Tirani Kapitalisme
Kutanyakan ini pada 30 mahasiswa: bagaimana suatu usaha dinilai berhasil? Menjawablah 29 mahasiswa: seberapa besar kemampuannya menghasilkan laba. Menjawablah seorang mahasiswa: seberapa besar kemampuannya memberi kemanfaatan sosial. Ditengah ‘masyarakat mubazir’ ini masih ada yang berpikir ‘kemanfaatan sosial’.
Tidak salah jawaban 29 mahasiswa itu, apalagi dilihat dari sudut pandang manajemen yang memang berjiwa kapitalis. Semangat menghasilkan laba besar bagi manajemen dengan memanfaatkan sumber daya tertentu adalah prinsip ekonomi. Tetapi mestinya pendidikan kita tidak ingin melanggengkan tirani globalisasi kapitalisme yang lebih memperhatikan hak-hak modal daripada hak-hak manusia. Tirani yang hanya akan menambah angka kemiskinan melanda bangsa ini. Tirani yang hanya menumbuhsuburkan nilai-nilai money-oriented. Tirani yang hanya akan menambah lebar jurang kaya dan miskin. Inilah sebab mengapa Mohammad Natsir – seorang tokoh masyumi – ditahun 1969 sudah mengingatkan arti penting membangun manusia sebelum membangun yang lain. Pendidikan berperan penting membangun manusia yang memliki motivasi kerja untuk memberi sebesar-besarnya kemanfaatan sosial, bukan motivasi bekerja untuk menjadi serakah. Pendidikan – baik formal dan nonformal – dituntut mengisi manusianya untuk kebal mental, moral dan intelektual.